Knp lelaki hrs mencium kening istri dan istri mesti mencium tangan suaminya?
Bhw semangat dan ketenangan lelaki itu terletak pd kening istrinya.
Lalu sumber ketenangan dan kekuatan perempuan itu ada di punggung tangan suaminya
Mengecup kening istri atau mencium tangan suami, hakikatnya sebuah simbol dr satu hal paling mahal dlm hub dua kekasih
“Apa itu?”
“Saling percaya”
Jgn sangka bhw hanya birahi yg mendorong suami mengecup kening istrinya. Seorang suami tahu dan merasakan, bhw mengecup kening istri adalah cara dirinya mendapat ketenangan. Dan perempuan mau mencium tangan lelaki bkn semata tentang siapa yg lbh tinggi derajatnya, tapi itu adalah tanda bhw keikhlasan yg menuntunnya. Karena perempuan jg tahu, di tangan suaminya ada ridho Tuhannya.
Kenapa mesti kening atau tangan?
Kening perempuan adalah sumber ketenangan dan semangat bagi suami, karena kening adalah saksi dr ketaatan pd Tuhan.
Keninglah, perantaraan tunduk makhluk pd Penciptanya. Keninglah bagian tubuh pertama yg mengaku, bahwa Tuhan adalah tinggi smntr diri adalah rendah. Keninglah yg bersujud. Kening berada paling bawah, sebagai simbol bahwa tiada yg lebih tinggi drpd Tuhan.
Padahal kening adalah bagian tubuh kita yg paling tinggi.
Maka pada kening perempuanlah Tuhan hembuskan sumber ketenangan. Maka tak heran jika suami bisa merasakan ketenangan setelah mengecup kening istrinya.
Lalu, apakah sama kondisinya dgn tangan suami yg dicium istri?
Perempuan mencium tangan suami bukan semata menempelkan bibirnya. Ada doa yg ia pahatkan di tangan suami, semata meletakkan doa disana, karena dgn tangan itulah suaminya bekerja untuk orang2 yg dicintai dan disayanginya.
Lewat ciuman di tangan suami, seorg istri sdg menghamba pd Tuhannya, agar menjaga tangan suaminya dr hal2 yg dibenci oleh-Nya.
Lewat ciuman yg diletakkan di tangan suami, seorang istri menitipkan doa agar Tuhan menjaga tangan suami untuk tak mengambil yg bukan haknya.
Lewat ciuman yg disimpan di tangan suami, istri juga tengah memohon pd Tuhan agar menghembuskan kasih sayang pd tangan suaminya...
No comments:
Post a Comment